Ha-ni masih berada di rumah sakit. Ia bangun dengan perasaan yang tidak enak. Masih terdapat beberapa bekas luka di tangannya.
Perasaan
sangat bersalahnya membuat dirinya tidak ingin berbicara dengan
siapapun, terlebih lagi dengan Seung-Jo (Kim Hyun Joong) yang tidak
mengetahui penyebab Ha-ni merasa hancur.
Duckie
dan Min-ah datang untuk menjenguk Ha-ni, tapi Ha-ni malah menyuruh
mereka pergi. Ha-ni tidak ingin menemui siapapun, dia ingin sendirian
saat itu.
Setelah
keluar dari rumah sakit, Ha-ni kembali ke rumah Seung-Jo. Ha-ni masih
merasa sangat berdosa sehingga ia sangat malu untuk menemui keluarga
Seung Jo. Ha-ni berkata kepada ayahnya bahwa mungkin mereka harus
segera pindah dari rumah Seung-jo. Ayah Ha-ni berkata bahwa keluarga
Seung-jo sebenarnya sangat mengkhawatirkannya. Karena tidak berani
bertemu dengan keluarga Seung-jo, Ha-ni melewatkan makan malam. Ha-ni
mengunci diri di dalam kamar, dan Ibu Seung-jo sangat mengkhawatirkan
keadaan Ha-ni. Ia mengkhawatirkan Ha-ni yang tidak kunjung datang ke
ruang makan untuk makan malam bersama-sama.
Seung
Jo berkata bahwa ia telah berbicara dengan Ha-ni. Ibu Seung-jo sangat
gembira mendengarnya. Seung-jo berkata pada ibunya bahwa ia telah
berterima kasih pada Ha-ni yang telah membuatnya gagal untuk mengikuti
test wawancaranya. Ibu seung-jo berkerut mendengar hal itu. Karena
kesal, Ibu Seung-jo mengambil makan malam yang disediakan untuk Seung-Jo
dan berkata bahwa ia tidak boleh makan apapun.
Ha-ni
memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah. Ia mengepak seluruh
barang-barangnya dengan berat hati. Kemudian ia mengendap-endap untuk
pergi melalui pintu belakang, tapi ternyata ada Seung-jo yang
memperhatikannya dari taman.
Seung
jo berkata acuh tak acuh saat mengetahui Ha-ni akan pergi
meninggalkan rumah. Ha-ni berkata agar Seung-jo tidak perlu
menghentikannya. Seung jo bahkan membiarkan Ha-ni begitu saja, tanpa
berpura-pura untuk mencoba mencegahnya pergi. Seung jo malah menawarkan
bantuan untuk mengangkat koper Ha-ni yang terlihat sangat berat.
Seung-jo kemudian memberikn kepda Ha-ni sebuah surat ke tangannya,
surat itu dari universitas. Dan ternyata isinya adalah penuh dengan
data beasiswa. Ha-ni membaca surat itu dan pastinya surat itu bukan
untuk Ha-ni tetapi untuk Seung-jo sendiri.
Universitas
itu sama saja memberikannya tawaran untuk pergi ke bulan dan kuliah
di sana dengan beasiswa tersebut (really? haaahaa). Ha-ni berkata
bahwa tentu saja Seung jo akan mendapatkan tawaran beasiswa dari
berbagai perguruan tinggi lainnya.
Seung
jo merenung, ia berkata bahwa akhir tahun ini adalah tahun yang penuh
dengan gangguan, tahun yang kacau yang pernah ia lewati dalam
hidupnya, tidak mengetahui apa yang diharapkan dan selalu menemukan
sesuatu yang baru. Ha-ni ingin meminta maaf atas segalanya, tapi
Seung-jo memotong perkataan maaf Ha-ni, Seung jo berkata “Itu hal yang
menyenangkan.”
Hani berkata : “Jadi, semua itu karena aku?”
Seung-jo
: “Bukan karena kau, tapi karena aku.” Seung jo berkata dengan
meminjam kata-kata Ha-ni bahwa hingga ia menemukan apa yang ia inginkan
dalam kehidupan, dia akan merencanakan untuk melakukan sesuatu yang
menyenangkan.
Ha-ni
meminta untuk kembali ke dalam rumah, dan Seung-jo membawakan
kopernya kembali ke lantai atas. Ha-ni berkata bahwa ia merasa sangat
bersalah karena mereka berada di sekolah yang sama. Seung-jo mengangguk
seolah-olah hal itu bukanlah sesuatu masalah yang besar.
Ha-ni : “kenapa?”
Seung jo : “Karena hal itu sangat menyenangkan. Kenapa? Apakah kamu tidak menyukai hal itu?”
Ha-ni : “Tidak. Aku menyukai hal itu.”
Seung jo : “Aku tahu.”
Ha-ni
senang mendengar pernyataan dari Seung jo. Lalu ia
berjingkrak-jingkrak senang tanpa bersuara untuk merayakan apa yang
terjadi padanya tadi.
Duckie
meminta ayah Ha-ni untuk mengajarinya bagaimana cara membuat mie yang
lezat, dan sampai akhirnya Duckie membantu di restaurant. Ha-ni
mengambil pekerjaan sambilan di sebuah toko yang nyaman. Ia bekerja
paruh waktu karena ia kekurangan uang untuk membelikan hadiah yang
pantas untuk Seung-jo. Bukankah Ha-ni seharusnya bekerja untuk ayahnya?
Ha-ni
merasa sangat kelelahan karena ia bekerja sampai larut malam, hingga
pada suatu hari tanpa disengaja Seung jo mengunjungi toko tempat Ha-ni
kerja part time. Ha-ni yang melihat Seung-jo kemudian terburu-buru
untuk bersembunyi. Ha-ni takut kalau Seung-jo tau ia bekerja di sini.
Dan beberapa saat kemudian Seung-jo berjalan ke arah kasir. Agar tidak
ketahuan oleh Seung-jo, Hani memakai topeng mainan untuk menutupi
wajahnya.
Seung
jo sangat kaget melihatnya, terutama saat Ha-ni menyuruhnya untuk
mengambil uang kembaliannya sendiri. Dengan topeng yang berada di
wajahnya ia tidak dapat melihat apapun,karena topeng itu menutupi
seluruh wajahnya. Bosnya yang merupakan seorang pemilik Toko dimana
tempat Ha-ni bekerja, melihat kejadian itu. Tentu saja, tanpa pikir
panjang, sang boss segera memecat Ha-ni.
Beruntungnya
Ha-ni dapat langsung pekerjaan saat ia datang ke lantai atas tempat
pemesanan ayam siap saji. Ternyata Ha-ni salah masuk, ia malah masuk ke
ruangan yang diperuntukkan khusus untuk para pegawai. Dan kemudian,
seseorang menyuruhnya untuk mengantarkan pesanan, Ha-ni melakukan hal
itu karena ia mendapatkan uang yang lebih banyak ketimbang pekerjaannya
yang sebelumnya. Ha-ni menyelesaikan semua pekerjaan mengantarkan
ayam siap saji, kemudian untuk order yang terakhir ternyata dikirim
untuk rumahnya sendiri (seun jo’ home). Ha-ni kaget dan ia tidak tahu
harus berbuat apa. Akhirnya, agar tidak diketahui oleh Seung-jo, maka
ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Saat Seung-jo membuka
pintu ia sangat kaget sekali melihat hal itu.
Di
perjalanan pulang, Ha-ni mendapatkan telepon dari Min-ah. Min-ah
mengatakan bahwa ia tidak dapat menemukan temannya Juri selama hari ini.
Dia telah berkeliling untuk mencarinya. Mendengar hal itu, Ha-ni
segerab berkeliling untuk mencarinya.
Dia
dan Min-ah akhirnya menemukan Juri berada di sekolahnya. Mereka
sangat mencemaskaan keadaan Juri. Kemudian mereka menyuruhnya untuk
memilih hal yang ia bisa lakukan dengan baik. Dan akhirnya Juri sadar,
ia memutuskan untuk pindah ke sekolah kecantikan.
Akhirnya
Ha-ni dapat memberikan hadiah yang telah ia persiapkan untuk
Seung-jo. Hadiah yang berupa ‘head massager’ (pemijat kepala otomatis).
Seperti biasa, Seung jo menolaknya, tetapi kemudian ibu Seung-jo
mengatakan hal yang sebenarnya bahwa Ha-ni bekerja paruh waktu untuk
mengumpulkan uang. Seung-jo tersenyum mendengar hal itu.
Ini
adalah hari dimana perpisahan sekolah di mulai. Kepala sekolah
berpidato panjang lebar dan mengumumkan bahwa Seung-jo dan Ha-ni akan
bersama-sama masuk ke universitas yang sama yaitu Parang University.
Seung-jo memberikan pidato singkatnya dengan mengagumkan dan terakhir
dilanjutkn oleh nenek hani. Nenek ha-ni memberikan beberapa ucap kata
yang membuat para tamu terbahak.
Kemudian
Ha-ni mendapatkan panggilan untuk maju ke atas panggung untuk
menerima sertifikat diploma mereka. Khayalan Ha-ni langsung bekerja
cepat, ia membayangkan tentang upacara pernikahan dirinya dan
Seung-jo. Dan kemudian saat janji nikah diucapkan Ha-ni berteriak keras
“I swear”. Dan orang-orang di sekitar Ha-ni tertawa mendengar hal
itu.
Seung jo ingin sekali turun dari
panggung secepatny, tapi saat ia menuruni anak tangga, Ha-ni
tergelincir dan jatuh tepat di atas punggung Seung-jo.
Semua
orang ingin berfoto bersama dan memotret Seung-jo, tapi Seung-jo
menolak itu semua. Ibunya ingin Ha-ni berfoto bersama dengan Seung-jo
dan menyuruh Ha-ni untuk mengatakan hal itu pada Seung-jo. Ha-ni
menghampiri Seung jo dan menatapnya dengan penuh harapan.
Seung
jo malah mengejek Ha-ni, bahwa ia perempuan lancang untuk memintanya
berfoto bersamanya. Mendengar hal itu Ha-ni langsung mengurungkan
niatnya dan pergi, tapi Seung-jo langsung menariknya kembali dan
merangkulkan tanganya ke bahu Ha-ni. Semua orang melihat mereka dengan
pandangan iri, dan ketika Ibu Seung-jo sedang memotret mereka berdua,
Seung-jo berkata persis seperti saat Ha-ni menyuruhnya untuk mengambil
kembaliannya sendiri saat di toko. Ha-ni mendongakkan kepalanya dan
ia merasa ngeri melihat Seung jo tersenyum nakal kearahnya.
Kelas
1-1 dan kelas 7-7 mengadakan acara perpisahan di sebuah restaurant
yang sama. Duckie tengah sibuk merayu Ha-ni dengan menyanyikan sebuah
lagu khusus untuk Ha-ni. Semua orang melihat Ha-ni dan ia sangat malu
dilihat seperti itu. Seung-jo tertawa saat melihat Duckie bernyanyi
sambil menari, saat ia melihat Ha-ni yang mulai senang dengan
pertunjukan Duckie, Seung jo cemburu. (cinta tumbuh niee.. haha)
Ayah
Ha-ni sangat kerepotan di restaurantnya jadi ia menelpon Duckie untuk
segera membantunya. Duckie tidak mau membantu ayah Ha-ni untuk saat
ini saja, karena ia ingin menemani Ha-ni. Tapi akhirnya Duckie pergi
juga ke restaurant ayah Ha-ni untuk memberikan bantuan dan
meninggalkan Ha-ni sendirian.
Dan
disaat itu juga Seung-jo mulai memperolok-olok Ha-ni di depan
teman-temannya. Karena ia merasa Ha-ni sudah sangat mengganggu hidupnya.
Ia mengatakan bahwa Ha-ni telah menulis namanya disetiap lembar
kertas di bukunya, teman-temannya tertawa mendengar hal itu. Hati
Ha-ni sangat hancur, menjelek-jelekkan seseorang di depan orang banyak
adalah hal yang sangat menyakitkan. Ha-ni tidak habis pikir, Seung jo
dapat melakukan hal itu. Kesabaran Ha-ni habis, ia mengeluarkan
senjata rahasianya.
Ha-ni
memperlihatkan foto Seung jo kecil dengan pakaian dan riasan wanita.
Seung jo tentu saja sangat shock, ia langsung menarik paksa Ha-ni dan
menyudutkannya.
Seung-jo
mendekatkan wajahnya ke wajah Ha-ni dan Ha-ni mulai takut, jadi dia
mengatakan bahwa apa yang ia lakukan tadi adalah sebuah upaya balas
dendam atas apa yang telah dilakukan Seung jo padanya. Ha-ni tidak suka
diperolok-olok di depan teman-teman Seung-jo.
Ha-ni
mengatakan bahwa ia telah menyembunyikan perasaan lukanya karena
Seung jo dari sejak lama dan di akhir SMA ini ia akan mengakhiri
perasaan sukanya pada Seung jo dan mencoba keras untuk melupakannya.
Seung
jo : “melupakan? Kamu akan mencoba melupakan aku?” dan saat itu juga
Seung jo mencium Ha-ni. Seung jo meninggalkan Ha-ni seraya berkata
“Try to forget me now.” Setelah Seung jo mencium Ha-ni, mana mungkin
Ha-ni dapat melupakannya.
Ha-ni
menyandarkan badannya ke tembok dan ia sangat shock atas apa yang
baru saja terjadi. Dia berkata pada dirinya sendiri, “Aku. Mencium.
Baek Seung-jo.” Ha-ni tidak percaya hal itu, dia masih sangat shock.
Pagi
harinya, Ha-ni bangun pagi-pagi sekali dan ia berdandan cantik. Ia
sangat bersemangat pagi ini karena apa yang telah terjadi padanya
kemarin.
Ha-ni
tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana seharusnya saat ia bertemu
dengan Seung-jo. Ha-ni berpikir, bagaimana kalau ia sangat gugup saat
berhadapan dengan Seung-jo, tapi Ha-ni memberanikan diri. Ia
berpapasan dengan Seung jo yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Ha-ni menatap Seung jo, tapi sayangnya Seung jo masih bersikap seperti
sebelumnya, seakan tidak terjadi apa apa. Ha-ni mengerutkan kening,
ia bingung dan terluka.
Seung
jo berangkat ke sekolah dengan buru-buru dan tanpa Ha-ni. Di sekolah
Min-ah dan Juri bertemua dengan Ha-ni, mereka sedang makan malam. Saat
ini semua orang memiliki ciri khas gayanya masing-masing, beranjak
masuk keperguruan tinggi membuat mereka merubah dandanan mereka.
Min-ah dan Juri tahu bahwa Ha-ni telah mencium Seung-jo. Mereka mengetahui hal itu karena wajah Ha-ni terus menerus memerah.
Saat Ha-ni dan teman-temannya berjalan di luar, Ha-ni hampi saja tertabrak mobil. Tapi si pengendara pergi begitu saja.
Ha-ni
mencoba mencari Seung jo, ia mencarinya di ruang dosen dan saat ia
membuka pintu, ia melihat He-ra dan Seung jo sedang mengobrol. Hera
bertanya pada Seung jo, apakah Ha-ni adalah pacarnya, Seung jo menjawab
“sepertinya.”
Ha-ni tidak percaya dengan jawaban Seung jo, jadi apa maksud dirinya mencium Ha-ni?
He-ra
mengundangnya keluar untuk minum teh, dan Seung jo meninggalkan
mereka. Ha-ni hanya tidak dapat menahan senyum mendengar jawaban dari
Seung jo. Dan reaksi He-ra tentu saja marah. Apa bakal ada scene jambak
menjambak antara Ha-ni dan He-ra kayak di scene Cinderella’s sister?
0 Comments:
Posting Komentar
Enters your comment please ^^